

Ayatollah Khamenei dan Pusat Kekuasaan Iran - Ayatollah Ali Khamenei menempati posisi tertinggi dalam struktur kekuasaan Iran yang kompleks dan penuh rivalitas internal. Foto: EPA-EFE/Shutterstock.
SAREKATRAKYAT.COM - Mojtaba Khamenei, yang merupakan putra kedua dari Ayatollah Ali Khamenei, tokoh terkemuka Iran yang menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi, menikah dengan putri Gholam-Ali Haddad-Adel, seorang figure konservatif penting. Pernikahan ini berlangsung sebelum Mojtaba memulai studi keagamaannya secara formal di Qom. Perhatian publik terhadapnya meningkat setelah pemilihan presiden tahun 2004 yang penuh kontroversi, ketika Mehdi Karroubi, salah satu kandidat terkemuka, mengklaim bahwa Mojtaba terlibat dalam pengaturan dukungan untuk Mahmoud Ahmadinejad secara diam-diam.
Walaupun Ali Khamenei tidak memiliki kekuasaan absolut layaknya seorang raja, hingga saat ini, Mojtaba tetap memegang kekuasaan yang signifikan dalam lingkungan kekuasaan ayahnya. Kantor Pemimpin Tertinggi, yang menjadi pengawas badan konstitusional Iran, juga berada di bawah pengaruhnya. Dalam konteks internasional, pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan penolakannya terhadap rencana Israel untuk menyingkirkan Pemimpin Tertinggi Iran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menggarisbawahi ambisi yang lebih luas dalam menggempur program nuklir Iran, yang dijalankan melalui serangkaian serangan pada 13 Juni.
Dikenal sebagai seorang orator yang mahir, Khamenei telah memanfaatkan posisinya dalam jaringan kekuasaan yang saling bersaing di Iran. Sejak kecil, pendidikan Mojtaba didominasi oleh kajian Al-Quran, dan ia diketahui memiliki hobi berkebun serta membaca puisi. Terlepas dari posisi pentingnya, informasi yang cukup tentang kehidupan pribadinya dan anak-anaknya sangat terbatas. Di antara empat putranya, Mojtaba muncul sebagai yang paling berpengaruh dan dikenal di kalangan elit kekuasaan.
Mojtaba menempuh pendidikan di SMA Alavi, sebuah lembaga pendidikan menengah yang mempertemukan anak-anak pejabat pemerintah Iran. Latar belakangnya mendukung kemunculannya sebagai sosok yang memiliki kekuatan di dalam negeri. Mengingat hubungan eratnya dengan ayahnya, banyak pihak beranggapan bahwa ia mungkin menjadi pengganti yang dipilih Khamenei di masa yang akan datang. Selain itu, aktivitasnya dalam politik pada 2000-an mulai mengemuka meskipun tidak banyak diungkapkan di media.
Sebagai bagian penting dari keluarga Khamenei, ia menikah dengan Susan Kharazi, putri seorang ulama terkenal, Mohsen Kharazi. Mohsen adalah anggota Asosiasi Guru yang konservatif di Qom. Melihat posisi keluarganya, serta pernikahan Mojtaba, semakin mengokohkan posisi Clan Khamenei di pentas politik dan sosial Iran. Selain Mojtaba, ada juga adik-adik lainnya seperti Meysam dan Masoud yang memiliki peran penting dalam mengelola berbagai aspek kehidupan dan propaganda ayah mereka.
Walau posisi dan kekuasaan Khamenei terjaga dengan baik, kehidupan sehari-harinya cenderung sederhana. Ia tinggal di Teheran dengan istrinya dan dikenal memiliki ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat intelektual, seperti menulis. Di tengah hiruk-pikuk politik Iran, generasi Khamenei tampaknya menjadi penentu bagi masa depan negara, dengan banyak harapan diletakkan pada mereka untuk melanjutkan warisan dan pengaruh dalam ranah sosial, politik, dan keagamaan. (SR/BM)
Sumber:detik.com
Type above and press Enter to search.
Type above and press Enter to search.