Ilustrasi era post-truth yang saat ini meramaikan dinamika politik di seluruh dunia. Ilustrasi: net. 

SAREKATRAKYAT.COM - Di zaman sekarang yang dikenal dengan istilah post-truth, tantangan untuk mempelajari politik menjadi semakin kompleks. Kemajuan teknologi dan penyebaran informasi yang cepat memungkinkan banyak orang untuk mengakses berbagai sumber berita. Namun, di balik kemudahan itu, muncul kesulitan dalam membedakan mana yang merupakan fakta dan mana yang sekadar opini.

Pada era informasi yang semakin melimpah, opini seringkali mencapai audiens yang lebih luas dibandingkan fakta-fakta yang teruji. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan orang untuk mengikuti berita yang sejalan dengan pandangan pribadi mereka. Fenomena ini, ditambah dengan algoritma media sosial yang cenderung menyajikan konten yang kita sukai, menciptakan ruang lingkup di mana informasi salah dapat menyebar dengan cepat.

Salah satu tantangan utama dalam belajar politik di era ini adalah menyaring informasi. Ketika seseorang membaca sebuah berita, penting untuk memeriksa sumbernya. Tidak semua berita yang viral di media sosial adalah akurat. Sumber yang terpercaya sering kali memerlukan penelitian mendalam dan bukti yang kuat untuk mempertahankan kredibilitasnya.

Di sisi lain, banyak individu merasa nyaman dengan mengenali dan mempercayai opini. Mereka lebih cenderung membagikan artikel yang sesuai dengan pandangan mereka daripada melakukan verifikasi terhadap kebenaran informasi. Tindakan ini, meskipun mungkin tampak sepele, berkontribusi pada penyebaran informasi yang keliru dan semakin mempersulit masyarakat untuk memahami isu-isu politik yang sebenarnya.

Pendidikan politik pun harus beradaptasi. Institusi pendidikan perlu mengajarkan keterampilan literasi media, yang mencakup kemampuan untuk mengevaluasi dan menganalisis informasi. Dengan demikian, generasi mendatang dapat lebih siap untuk menghadapi realitas kompleks ini dan membuat keputusan yang lebih tepat.

Akhirnya, dalam menghadapi era post-truth, penting bagi setiap individu untuk memiliki sikap kritis dan mau terbuka terhadap sudut pandang yang berbeda. Hanya dengan cara itu, kita dapat benar-benar menghargai nilai fakta dan berkontribusi pada diskusi politik yang berarti. (SR/BM)

Share this article
The link has been copied!