Gerakan Mahasiswa
- Home
- Sorotan
- Kupas Tuntas
-
Kursi Panas
-
Polikultur
-
Aksi
- Belajar Politik
-
Diary Demokrasi
-
Akar Rumput
-
Pilihan Editor
SAREKATRAKYAT.COM -- Pada Kamis, 26 Juni 2025, Aksi Kamisan kembali digelar dengan tajuk “1000 Hari Tragedi Kanjuruhan Tanpa Keadilan.”Aksi ini digelar di Tugu Pal Putih Yogyakarta dan dihadiri masyarakat lintaskalangan, mulai dari mahasiswa hingga warga biasa. Aksi dimulai pukul 16.00,ketika para inisiator membentangkan spanduk bertuliskan “1000 HARI TANPA KEADILAN, #TRAGEDI KANJURUHAN” di pagarpembatas Tugu Pal Putih. Massa kemudian membentangkan berbagai bannerbertuliskan tuntutan keadilan di pelataran Tugu Golong Gilig.
Aksi ini bertujuan mengadvokasi para korban Tragedi Kanjuruhan, sekaligusmenjadi pengingat deretan panjang kasus pelanggaran HAM yang hingga kinidibiarkan negara. Selain itu, massa aksi juga memberikan informasi danpendidikan kepada publik mengenai kasus pelanggaran HAM berat lainnya diIndonesia.
Selama kurang lebih satu jam, banner-bannertuntutan terpampang di sekitar Tugu Pal Putih. Setelah itu, salah satuinisiator menghimbau massa untuk menurunkan banner dan membuka mimbar umum.Mimbar ini digunakan untuk menyuarakan kritik dan aspirasi, baik melalui orasimaupun pembacaan puisi.
Salah satu yang tampil adalah Ilham, mahasiswahukum dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang membacakan puisimengenang tragedi tersebut:
“Kini kitaberkumpul di sini untuk mengingat pembantaian Kanjuruhan. Mengenang saat korbanduduk di bangku stadion lalu berhamburan kesana kemari karena gas air mata yangditembakkan kemana-mana. Melihat ulang bagaimana jerit anak, ibu, remaja, danbanyak orang lainnya yang lari tunggang langgang menyelamatkan diri.Menyaksikan lagi bagaimana tentara ikut menendangi penonton yang sedang lari.Merasakan sesak napas dan iritasi mata karena gas air mata.”
Setelah berbagai aspirasi disuarakan, aksiditutup dengan doa bersama untuk para korban Tragedi Kanjuruhan, dilanjutkandengan menyanyikan lagu Darah Juang yangdipimpin salah satu inisiator. Aksi Kamisan kali ini menjadi pengingat bahwaperjuangan menuntut keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan masih terusberlanjut. (SR/ASM)