

SAREKAT RAKYAT.COM — “Perjuangan kita akan berlanjut,”ujar Pepe dalam pembukaan filmnya, “selama apa tahun-tahun kehidupan yang akan dialami generasi ini dan yang berikutnya. Namun sosialisme akan berjaya”. Social Movement Institute (SMI) menggelar pemutaran film dan diskusi bersama bertajuk El Pepe: A Supreme Life (2018), sebuah film dokumenter yang menggambarkan kehidupan José “Pepe” Mujica, mantan Presiden Uruguay sekaligus mantan gerilyawan legendaris Tupamaros. Kegiatan ini dilaksanakan di sekretariat SMI pada Rabu malam, 11 Juni 2025.
Film berdurasi 70 menit ini menyajikan narasi yang sangat personal tentang kehidupan Pepe—sapaan akrab Mujica—terutama pada masa-masa ia mendekam di penjara. Dari balik jeruji, ia merenungi hidup, merumuskan pemikiran, dan membayangkan masa depan yang ingin ia perjuangkan: sebuah masa depan yang diwarnai sosialisme dan perlawanan terhadap kapitalisme.
Saat menjabat sebagai Presiden Uruguay pada 2010–2015, pria yang bernama lengkap José Alberto Mujica Cordano itu menolak tinggal di kediaman resmi kepala negara. Ia memilih hidup di rumah sederhananya di pinggiran Montevideo bersama sang istri, Lucía Topolansky—seorang politikus sekaligus mantan gerilyawan. Tanpa pembantu rumah tangga dan hanya dengan sedikit pengawalan, kehidupan Pepe menjadi anomali di tengah gemerlap protokoler dunia politik.
Ia pun tetap setia pada gaya hidup sederhana: berpakaian kasual, mengendarai mobil Volkswagen Beetle tahun 1987 berwarna biru muda, dan menyumbangkan sebagian besar gajinya. Media menyebutnya sebagai "presiden termiskin di dunia", tetapi ia menolak label tersebut. Dalam wawancara tahun 2012, ia mengatakan, "Mereka bilang saya presiden termiskin. Tidak, bukan. Miskin adalah mereka yang menginginkan lebih [...] karena mereka berada dalam persaingan yang tak ada habisnya."
Meskipun dikenal dengan gaya hidup hemat, pemerintahan Mujica justru meningkatkan belanja publik secara signifikan, yang menuai kritik karena memperlebar defisit fiskal. Ia juga dinilai gagal memenuhi janji untuk memperbaiki sektor pendidikan. Namun demikian, tidak ada catatan korupsi atau upaya untuk merusak demokrasi selama masa pemerintahannya—sebuah prestasi langka di kawasan Amerika Latin. Popularitasnya tetap tinggi, bahkan mendekati 70% saat mengakhiri masa jabatan dan terpilih sebagai senator.
Dalam diskusi setelah pemutaran film, Djoko—pemantik diskusi—menggarisbawahi nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh Pepe. Menurutnya, Pepe adalah sosok langka,presiden yang tidak membangun dinasti, hidup seturut kata-katanya, dan tegas mengkritik konsumerisme. “Kita dipaksa membeli barang yang tidak kita butuhkan,” tutur Djoko menirukan Pepe. “Waktu yang kita habiskan untuk mencari uang, adalah waktu hidup yang terlewat. Waktu itu tidak bisa dibeli.”
Djoko juga menyinggung masa lalu Pepe sebagai Gerilyawan Tupamaros di Uruguay, atau dikenal juga dengan nama lengkap Movimiento deLiberación Nacional – Tupamaros (MLN-T), adalah kelompok gerilya urban yang sangat berpengaruh di Uruguay pada dekade 1960-an dan awal1970-an.
Gerilyawan ini dikenal karena aksi-aksi perlawanan terhadap ketimpangan sosial dan kediktatoran, meski kerap melanggar hukum. Dalam penjara, Pepe menemukan filosofi hidup—bahkan dari mengamati laba-laba. Dari pengalaman itu, tumbuh pandangan hidup yang menolak kerakusan dan keserakahan kapitalisme.
“Pepe tidak merasa miskin. Hidup mestinya dijalani seperti ini,” ungkap Djoko. Ia menutup refleksinya dengan kutipan menyentuh dari pidato Pepe saat serah terima jabatan: “Jika saya mempunyai dua nyawa, nyawa satunya akan saya habiskan bersamamu (rakyatku).”
Mengutip Pepe, Djoko berkata, “Saya orang tua yang sebentar lagi sosialisme menang.” Menurutnya, Pepe adalah “jenis terakhir dari kaumnya,” sosok yang ditempa penderitaan, kesakitan, dan persentuhan dengan orang-orang hebat. Sosok yang sulit dilahirkan kembali di era yang terlalu percaya pada konsumerisme.
"Aku tidak pergi. Aku baru tiba," kata El Pepe—dan warisannya, tampaknya, baru saja dimulai kembali. (SR/ASM)
Sumber:
BBC NewsIndonesia, “Jose Mujica, yang dikenal sebagia ‘Presiden Termiskin’ di dunia, wafat”.
https://suluhpergerakan.org/2025/05/14/dalam-kenangan-jose-mujica-gerilyawan-simbol-hati-nurani-dunia/
Type above and press Enter to search.
Type above and press Enter to search.